Resume (Motivasi Dalam Psikologi Pendidikan)

MOTIVASI

Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama. Oleh karena itu, motivasi dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan. Seperti contohnya kisah Terry Fox, mengapa Terry Fox menyelesaikan larinya? ketika Terry masuk rumah sakit akibat kanker yang dideritanya, dia berkata kepada dirinya sendiri bahwa jika dia bisa bertahan hidup maka dia akan melakukan sesuatu untuk membantu mendanai riset kanker. Jadi, motivasi dari tindakannya berlari itu adalah untuk memberi tujuan bagi hidupnya dengan membantu orang lain yang mengidap kanker. Tindakan Terry Fox dilakukan dengan semangat, punya arah (tujuan) dan gigih (bertahan lama) dan tindakannya itu merupakan contoh dari bagaimana motivasi dapat membantu kita bertahan dan mencapai sesuatu.

Perspektif tentang motivasi:
·         Perspektif Behavioral
Menekankan imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi murid, motivasi murid sebagai konsekuensi dari intensif eksternal. Intensif adalah  peristiwa atau stimuli positif atau negatif yang dapat memotivasi perilaku murid, intensif dapat menambah minat atau kesenangan pada pelajaran dan mengarahkan perhatian pada perilaku yang tepat dan dapat  menjauhkan dari perilaku tidak tepat.
Contoh: Seorang murid mendapatkan nilai yang baik di sekolah, dalam upaya sebagai ganjaran atas apa yang diraihnya, gurupun melakukan insentif dikelas antara lain mengumumkan namanya sebagai siswi dengan nilai terbaik dan sang murid pun merasa termotivasi dengan hal yang dilakukan oleh gurunya tersebut.
·         Perspektif Humanistik
Menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih nasib sendiri. Perspektif ini berkaitan dengan pandangan Abraham Maslow bahwa kebutuhan dasar tertentu harus dipuaskan dahulu sebelum memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi. Menurut hirarki kebutuhan, yaitu seperti kebutuhan fisik, keamanan, cinta, dan rasa memiliki, harga diri, aktualisasi diri.
Contoh: Seorang siswa yang kebutuhan akan kognitifnya sudah terpenuhi tentu nantinya akan membutuhkan harga diri dan pengakuan dari orang lain. Menurut Abraham Maslow akan sangat jarang orang yang memikirkan kebutuhannya akan harga diri bila kebutuhan fisiologisnya tidak terpenuhi.
·         Perspektif Kognitif
Menekankan pemikiran murid akan memandu motivasi mereka, dan juga arti penting dari penentuan tujuan, perencanaan dan monitoring kemajuan menuju suatu tujuan. Perspektif kognitif ini bertentangan dengan perspektif behavioral, perspektif kognitif berpendapat bahwa tekanan eksternal seharusnya tidak dilebih-lebihkan.
Contoh: Seorang anak yang memiliki pandanga yang luas akan sebuah kesuksesan dari pandangan tersebut si anak akhirnya ia memiliki dorongan yang kuat atau motivasi untuk mencapai kesuksesan yang ia idamkan tersebut.
·         Perpektif Sosial
Kebutuhan afiliasi atau keterhubungan adalah motivasi untuk berhubungan dengan orang lain secara aman, membutuhkan pembentukan, pemeliharaan dan pemulihan hubungan personal yang hangat dan akrab. Kebutuhan afiliasi murid tercermin dalam motivasi mereka untuk menghabiskan waktu bersama teman, keterikatan dengan orang tua, dan keinginan untuk menjalin hubungan positif dengan guru. Murid sekolah yang punya hubungan yang penuh perhatian dan supportif biasanya memiliki sikap akademik yang positif dan lebih senang bersekolah. Dan salah satu faktor terpenting dalam motivasi dan prestasi murid adalah persepsi mereka mengenai apakah hubungan mereka dengan guru bersifat positif atau tidak.
Contoh: Seorang anak memilih berteman dengan orang yang lebih baik dari dia sehingga dia pun akan memiliki motivasi agar sama atau setara baiknya dengan temannya tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.